Tuesday, December 21, 2010

Diksar Relawan BSMI Jogja

Ahad, 19 Desember 2010        08:00 WIB
Rumah Sakit Ibu & Anak (RSIA) Sakina Idaman, Yogyakarta
Pendidikan Dasar Relawan Bulan Sabit Merah Indonesia Provinsi DIY Angkatan 2010
Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) Yogyakarta mengadakan diksar relawan angkatan 2010 sebagai langkah awal pengkokohan organisasi. Alhamdulillah dalam event ini penulis turut ambil bagian dari sekitar 98 ikhwan-akhwat yang bergabung dalam diksar ini, demi memperdalam ilmu serta mewujudkan cita-cita sebagai the real volunteer.

BSMI yang secara nasional baru berdiri tahun 2002 ini sudah mendirikan beberapa cabang di seluruh provinsi nusantara, termasuk BSMI Yogya yang berdiri pada 2005. Beragam core (program kerja) telah dicanangkan dan dilakukan. BSMI mulai berkontribusi bagi negara pada bencana tsunami Aceh (2004) hingga bencana nasional beberapa waktu lalu di Mentawai, Wasior, dan Merapi (2010). Dengan slogan Care For Life, BSMI siap menjadi lembaga kemanusiaan berbasis Islam dan bekerja untuk sesama umat manusia tanpa membeda-bedakan suku, agama, dan ras.

Dalam diksar kali ini dihadirkan beberapa pembicara untuk menyampaikan materi diksar, yakni:
-Muhammad Djazuli Ambari (Perwakilan BSMI Pusat)
-dr. Khairul Anwar (DinKes DIY)
-dr. Arief Basuki (Ketua BSMI Surabaya)
-Adi Bitjantara (Ketua JPMI Jateng)
-dr. Bambang Edi (Ketua BSMI Yogya)

Acara diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur'an kemudian pembukaan, dan dilanjutkan dengan materi Kemanusiaan yang disampaikan M. Djazuli Ambari. Beliau mewakili dr. Basuki Supartono Sp.OT MARS (Ketua Umum BSMI Pusat) yang tengah mendampingi atlet nasional di Guang Zhou, China. Beliau mengawali materi dengan sebuah hadist pesan Rasulullah pada umatnya untuk senantiasa mengingat mati. Point pertama inilah yang beliau berikan pada calon relawan, hendaknya selalu ingat mati! Kemudian beliau menuturkan berbagai data & fakta tentang besarnya potensi bencana nasional di tanah Indonesia, sehingga kesiapsiagaan adalah mutlak bagi para relawan. Beliau pun mengambil nash ayat-ayat Al-Qur'an yang menyatakan bahwa bencana sebenarnya tidak datang dengan sendirinya, namun merupakan akibat dari perbuatan penghuninya. Di akhir materi, beliau berpesan pada relawan BSMI untuk selalu SMILE dalam setiap mengemban tugas amanah. Mau tau apa itu SMILE??? Senang hati, Motivasi, Ikhlas, Legowo, dan Energik!

Di sesi kedua dihadirkan tiga pemateri sekaligus, yakni dr. Khairul Anwar; dr. Arief Basuki; serta Mas Adi Bitjantara. dr. Khairul mengawali materi dengan keorganisasian medis saat tanggap bencana, khususnya saat bencana Merapi yang menimpa Yogya beberapa waktu lalu. Dilanjutkan dengan dr. Arief Basuki yang menerangkan prosedural detail proses tanggap darurat bencana nasional. Sesi ini kemudian diakhiri dengan sharing pengalaman bersama Mas Adi, lulusan desain ITB yang mengaku telah berbakti menjadi relawan sejak 1986. Beliau pun bercerita akan suka-duka menjadi relawan, pengorbanan dan ketabahan istri beliau, hingga fenomena aneh yang menunjukkan kebesaran Allah di tanah bencana. Beliau mengakhiri ulasan dengan sebuah pesan, "Bekal utama untuk menghadap Allah adalah apa yang telah kita berikan, bukan yang telah kita dapatkan".

Di sesi materi terakhir diisi oleh dr. Bambang Edi yang memperkenalkan secara gamblang apa itu BSMI, terutama BSMI YOgya. Beliau menuturkan bahwa lambang bulan sabit merah merupakan salah satu lambang kemanusiaan yang diakui di dunia, yang mulai diperjuangkan keeksisannya sejak peperangan Kerajaan Turki Utsmani (Ottoman) dengan bangsa Rusia. Konon lambang bulan sabit merah dipakai sejak zaman Nabi. Simbol ini terilhami pada bayangan bulan sabit yang tergambar di atas kubangan darah para syahid usai peperangan. Di sesi ini pun beliau menjelaskan prinsip BSMI, hubungan dengan PMI, langkah awal upaya pembentukan rekan PMR, yakni BSMR (Bulan Sabit Merah Remaja) hingga dokumen hukum sahnya BSMI bergerak di Indonesia. Dengan 9 prinsip yang diemban, yakni Keikhlasan, Amanah, Profesionalitas, Kemanusiaan, Kesamaan, Kenetralan, Kemandirian, Kesatuan, dan Kesemestaan; BSMI siap bekerja demi sesama umat manusia.

Diksar pun diakhiri dengan pelantikan relawan tahap 1 angkatan 2010 dengan simbolisasi pemasangan pin berlogokan BSMI, kemudian dilanjutkan dengan foto bersama BSMI angkatan 2010.

Bulan Sabit Merah Indonesia, Care For Life

2 Kritikan kie . . .:

Anonymous said...

BSMI.... you are the real hero

Mv3 Gokil said...

Pada saat berperang dengan bangsa Rusia, Kerajaan Turki Utsmani(Ottoman)mengajukan penggunaan lambang Bulan Sabit Merah sebagai pengganti lambang Palang Merah karena adanya kekhawatiran di kalangan prajuritnya. Namun tdk ada kaitannya sama sekali dengan agama. Bukan atas dasar bahwa Bulan Sabit Merah adalah Islam. Dan atau Palang Merah adalah Kristen. Palang Merah dan Bulan Sabit Merah adalah sama, 1 gerakan (organisasi), 1 prinsip, 1 kesatuan. Berbeda dengan BSMI yang berlatarbelakangkan kepentingan partai politik Islam, menggunakan nama & lambang milik organisasi lain. Ibarat mendirikan negara diatas negara, seperti Israel yang mendirikan negara di Palestina. Melanggar aturan & Prinsip Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional. Seperti kucing garong yang mengaku-ngaku sebagai anak singa. kalau memang mengaku sebagai orang muslim, sebaiknya anda semua merubah nama dan lambang BSMI, jangan meniru-niru/mencuri nama & lambang organisasi yang sudah jelas aturan Internasionalnya. Sadar...sadar..sadar..!! jangan pura-pura menutup mata & telinga. Sudah tahu salah..., g'mau berubah.

Post a Comment

Ayo belajar bareng PMRmania, blognya PMR Indonesia!