baca : artikel Kesiapsiagaan Bencana, click sini
Oktober 2010 ini, tercatat 3 fenomena bencana alam mengusik kenyamanan Indonesia, antara lain banjir bandang yang menimpa saudara kita di Wasior (Papua Barat), gempa dan tsunami yang meluluhlantahkan bumi Mentawai (Sumatera Barat), serta letusan Gunung Merapi yang melanda Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Senin, 4 Oktober 2010, banjir bandang melanda tanah Wasior, Papua Barat. 150 warga tewas, 150 warga dinyatakan hilang, dan sekitar 6000 saudara kita mengungsi keluar dari tanah Wasior. Bahkan, derasnya aliran air bah memporak-porandakan seluruh infrastruktur Wasior. Rumah, bangunan, pepohonan, semua hanyut terbawa arus.
Tepat 3 minggu kemudian, Senin, 25 Oktober 2010, gempa bumi 7,2 skala Richter yang disusul dengan tsunami hebat menerjang tanah Mentawai, Sumatera Barat. Posko Penanggulangan Gempa dan Tsunami di Sikakap mencatat 349 orang tewas dan 322 orang dinyatakan hilang, termasuk puluhan wisatawan asing, akibat gelombang tsunami tersebut.
Sehari berselang, Selasa 26 Oktober 2010, Gunung Merapi meletus, menghantui warga di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah. Kepulan awan panas "wedhus gembel" pun menewaskan ratusan warga, termasuk juru kunci Gunung Merapi legendaris Mbah Maridjan. Puluhan ribu warga terpaksa mengungsi menghindari mara bahaya erupsi Gunung Merapi.
Dengan sigap, berbagai satuan berwenang, terutama kerjasama PMI, Basarnas, dan TNI, segera mengirim beragam bantuan serta relawan menuju lokasi-lokasi tersebut. Beraneka bantuan logistik mulai dari tenda, selimut, bahan makanan, hingga obat-obatan pun diperjuangkan untuk memasuki daerah bencana dari darat, laut, maupun udara. Para relawan dan dermawan, dengan segala keterbatasan, berjuang menolong para korban yang bergelimpangan. Suasana hiruk pikuk dan beratnya medan akibat bencana tak pernah menyurutkan semangat relawan dalam menolong sesama.
Nampaknya Allah beserta alam Indonesia mulai murka dengan ulah kita para manusia. Mungkin Allah dan alam ini mulai bosan akan kecerobohan kita. Andai manusia mampu merubah tingkahnya dan memulai kepedulian pada alam sedari dulu. Andai manusia menghilangkan sifat rakus dan tamaknya akan materi dunia. Andai manusia mau saling bekerjasama membangun Bumi dengan menjunjung tinggi perdamaian. Namun apalah artinya berandai-andai, nasi sudah menjadi bubur. Alam telah jenuh akan perlakuan kita padanya. Alam sudah bosan akan kecerobohan kita. Yang ada saat ini hanyalah berserah diri pada Allah dan memulai melangkah ke depan dengan meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan. Segala sesuatu masih dapat diupayakan, yang penting mulai dari diri sendiri, mulai dari yang kecil, dan mulai dari sekarang.
Nah sahabat PMR semua, hendaknya kita terapkan Tribhakti yang menjadi dasar pribadi seorang anggota PMR, terutama point "Meningkatkan keterampilan hidup sehat". Hidup sehat diawali dengan kepedulian menjaga kebersihan diri, hingga kelestarian alam lingkungan. Karena dengan lingkungan yang sehat, sehat pula jasmani dan rohani kita para penghuni alam.
Di samping itu, persiapkan diri kalian untuk tetap siaga menghadapi segala sesuatu, termasuk bencana. Dalam PMR dikenal materi "Kesiapsiagaan Bencana" sebagai bekal survival anggota PMR selaku relawan masa depan (Volunteer of the future). Nah bagi teman-teman yang mau belajar kesiapsiagaan, click sini aja buat belajar bareng tentang "Kesiapsiagaan Bencana". Tetap waspada dan selalu siaga!!! Salam PMRmania!!! Siamo Tutti Fratelli
2 Kritikan kie . . .:
setuju broo..
harus dimulai dari diri sendiri, qm uda mulai belum?
hehehe
gmana kabarnya ni bro??
makin putih gara2 kena abu vulkan yaw??
haha
alhamdulillah ni aq yo ngerasakne sumpeknya dadi pengungsi n relawan bim....
Maguwoharjo puadette polll....
Semarang gak usah melu2 bencana ya...
Awas nek melu2..hahaha
Krakatau ama Bromo mgkn iri ama Merapi bos, mau caper jua mereka tampaknya...
status WASPADA
Post a Comment
Ayo belajar bareng PMRmania, blognya PMR Indonesia!